Tiap tahun warga Kampung Badungan menyelenggarakan Pawai Budaya. Pawai ini selalu menampilkan keragaman budaya Indonesia. Dodi dan teman-teman tidak pernah bosan menanti rombongan pawai lewat. Tahun ini mereka datang ke alun-alun untuk melihat pawai tersebut. Kak Rere pun terlihat tak sabar menanti. Terdengar suara gendang yang menandakan rombongan pawai semakin dekat.
Di barisan pawai terdepan terlihat rombongan dari Jawa Tengah. Beberapa laki-laki mengenakan Beskap lengkap dengan blangkon dan keris. Kemudian di sampingnya beberapa perempuan cantik berbalut Kebaya lengkap dengan sanggul dan selendang. Langkah mereka diiringi oleh suara Gamelan, musik Tradisional dari Jawa Tengah.
Di rombongan kedua diisi oleh rombongan dari Papua. Dengan pakaian khasnya, para laki-laki berjoget lengkap dengan pedang di tangannya menarikan tarian perang. Disusul dengan rombongan ketiga berasal dari Bali. Rombongan dari Bali membunyikan alat musik daerahnya, Ceng-ceng namanya. Alat ini berbentuk seperti dua keping simbal yang terbuat dari logam. Nyaring bunyinya ketika kedua keping ini dipadukan.
Rombongan dari Bali diikuti oleh rombongan dari Maluku. Rombongan laki-laki mengenakan kemeja putih, jas merah, dan topi tinggi dengan hiasan keemasan. Rombongan perempuan mengenakan baju Cele. Baju ini terdiri dari atasan putih berlengan panjang serta rok lebar merah. Langkah mereka diiringi oleh suara Tifa, alat musik dari Maluku. Bunyinya seperti gendang, namun bentuknya lebih ramping dan panjang. Budaya Maluku sangat unik dan menarik.
Dodi dan teman-teman sangat senang melihat pawai budaya. Selalu ada hal baru yang mereka perhatikan setiap tahun. Pakaian adat dari berbagai suku di Indonesia selaku menyenangkan untuk diamati. Benar kata ayah Dodi, kebudayaan Indonesia memang sangat beragam.
source: LKS Terampil Kelas IV Tema 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar