Kamis, 11 Agustus 2016

Jalan-Jalan Tapi Penelitian/Penelitian Rasa Jalan-Jalan

Ini latepost.

31 Mei 2016
Mencari cerita rakyat yang hampir dilupakan atau bahkan hampir hilang memang tidak mudah. Apalagi saya, yang basic-nya adalah suku batak, berasal dari Sumatera Utara, mencari cerita rakyat yang diturunkan nenek moyang secara lisan dari daerah Banten. Well, buta kan harus mulai darimana? Untungnya saya bergabung dengan orang-orang hebat seperti Puspa, Nurul, dan Mila Nur.

Pencarian cerita rakyat dimulai dengan menginap di rumah Puspa. Kelompok kami terdiri dari sembilan orang cantik (memuji diri sendiri ngga apa-apa kan ya).
Atas (dari kiri ke kanan) : Larasati Pamungkas, Puspa Sejahtra, me (Elsa), Neng Elsa, Mila Nur
Bawah (dr kiri ke kanan) : Nurhayati, Nuriah, Nurul, Gina Rahmawati

Sebelumnya tiga orang master kami (Puspa, Nurul, Mila) sudah lebih dulu survey lokasi yang akan kami datangi dan mencari sedikit informasi tentang cerita rakyat yang menjadi tugas akhir semester kami. Sesedikit apa pun mereka simpan, mereka tulis, untuk selanjutnya dibagikan pada anggota kelompok lain. Jadi, pada hari H, kami sudah tinggal mengambil foto dan mengumpulkan beberapa informasi tambahan.

Tempat pertama yang kelompok kami datangi adalah Cibanten (untuk cerita rakyatnya diposting terpisah)


Saya baru tau kalau ternyata di Banten (Ciomas) ada tempat seperti ini. Danau berwarna biru ini memang bukan tempat untuk mandi-mandi (biasanya hanya anak-anak dari daerah setempat yang berani mandi), tapi warna birunya yang terbentuk secara alami ini menyejukkan mata banget. Ada banyak versi cerita loh dibalik danau biru ini. 

Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan ke Cibulakan. Sempat ada insiden kecil waktu kita turun dari angkot dan menyebrang untuk sampai ke Cibulakan. Salah satu teman kami, Mila, hampir ditabrak motor, kita semua kaget.Tapi untungnya ngga apa-apa, dia cuma kaget aja. Kalau tadi perjalanan ke Cibanten cukup mudah, kali ini perjalanan ke Cibulakan cukup sulit nih, karena jalannya yang licin. 

Setelah berjalan di tanah yang licin dan kebanyakan turunan, kami sampai juga di kolam super bening dengan air super sejuk bernama Cibulakan. 






Bermandi-mandi ria di kolam Cibulakan ini memang bikin sakit kaki (awalnya, karena kerikil di dalamnya cukup tajam) tapi kalau udah lama-lama jadi kebiasaan jadi biasa aja. Airnya bening banget, sejuk banget, betah banget pokoknya berlama-lama di sana. Sayangnya jalan menuju ke sana sulit, apalagi semakin licin karena gerimis.

Selesai mandi, kita makan (bawa makanan sendiri). Karena sudah sore, kami pulang. Jalannya semakin licin karena gerimis, apalagi kalau tadi kita menuju Cibanten ini turunan, nah kalau pulangnya tanjakan. Perjuangan banget kan, memang ya the difficult road bring us to the beautiful place. 

Nah sekian dulu penelitian rasa jalan-jalan atau jalan-jalan mengatas namakan penelitian. Senang sekali rasanya mendatangi tempat yang belum pernah kita tahu sebelumnya apalagi dengan pemandu jalan terbaik (hahahaha).

Special thanks to:
Tim Hebat:
- Puspa Sejahtra, untuk rumahnya yang kami tumpangi, berbagi tempat tidur, makanan, cerita malam (girls night), dan lain-lain.
- Mila Nur, untuk waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk survey lapangan.
- Nurul Fatimah, untuk menyibukkan diri karena setiap momen yang selalu diabadikan.

look forward to next journey that grab my breathe!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar