Sebelumnya saya belum pernah ke Salib Kasih, di Tarutung. Karena kampung halaman orang tua saya dari Desa Ambarita, pokoknya ga ada sangkut-pautnya lah sama Tarutung. Tapi, kakak saya kuliah di STAKPN Tarutung. Juli 2015, saya dan mama mengunjungi dia ke Tarutung. Karena sudah di Tarutung, kalau ngga ke Salib Kasih, sayang banget kan (nyesek pasti, karena dengar cerita dari teman, Salib Kasih tuh...wow banget pokonya).
20 Juli 2015, saya dan mama berangkat ke bandara naik Damri dari merak, di antar bapake, abang, dan teman abang (tiap mudik selalu bawa banyak banget barang karena titipan). Sampai di bandara, check in, ke ruang tunggu, dan...terbang. Sampai di Kualanamu kira-kira pukul delapan lebih lah ya. Di sana, kakak saya yang kuliah di STAKPN sudah jemput. Lalu naik mobil travel (ngga tau nama pastinya) ke Tarutung. Harus tunggu sampai penuh baru berangkat.
Sampai di Tarutung, atau lebih tepatnya tempat kost-nya pukul setengah tujuh malam. Perjalanan yang melelahkan. Berjam-jam duduk di kursi, nyanyi-nyanyi, bangun, tidur, makan siang, tidur, bangun lagi, nyanyi lagi, ngga nyampe-nyampe. Sampai di Tarutung sudah gelap. Begitu sampai, bereskan barang, cuci muka (airnya sumpah dingin banget!), tidur.
21 Juli 2015, sesuai dengan rencana, kami siap-siap, mau ke Salib Kasih nih ceritanya. Teman-teman kakak saya juga sudah kumpul, bekal sudah siap, angkot carteran sudah siap, cuss berangkat. Perjalanan ke Salib Kasih, perjuangan banget (mamang angkotnya sih). Jalannya, karena gunung, tanjakan plus tikungan tajam, jalannya juga sempit, cuma muat satu mobil. Tapi kami sabar lah.
Sampai di Salib Kasih, saya yang norak ini langsung 'wow' banget.
ini di pintu masuk ke Salib Kasih.
Orang batak pasti tau patung ini siapa. Sir.Nommensen
(maaf titah ke duanya tidak ada fotonya )
(Selingi foto kami dulu, yak. Actually wanna show you how exactly the view of way looks like)
(Ini foto Salib Kasihnya. The woman with red dress who walked there is my mom :D :*)
(Nah...ini pemandangan dari atas puncak Salib Kasih)
Puas lihat-lihat, foto-foto, ke ruang do'a, dan sebagainya, kami pulang. Bukan pulang sebearnya, tapi lanjut ke Pemandian Air Soda Tarutung. Air Soda? Ia Air Soda! Kalau kita sering dengar Pemandian Air Panas yang banyak di Indonesia, pemandian ini hanya ada satu di Indonesia dan dua di dunia. Yup! Indonesia punya salah satu dari dua itu. Pemandian Air Soda ini memang ngga terlalu besar, kelihatannya kaya kolam biasa. (Maaf ngga ada fotonya, next time ya)
(Ini rumah bolon, rumah khas batak, rumahnya ada di seberang rumah opung saya)